“Kehidupan tak dilepaskan dari sebuah cahaya”
Berbagai cara akan manusia lakukan untuk memperoleh cahaya guna menerangi lingkungan kita. Mata akan dengan mudah menangkap suatu objek dengan bantuan cahaya.
Ketika malam, situasi dilanda gulita, kita hanya akan pongah meraba objek yang terletak di sekitar, sehingga kita akan berusaha menemukan alat penerang seperti lampu. Lampu menjadi suatu peradaban teknologi sebagai alat penerang yang mutakhir hingga dapat kita temukan dalam berbagai bentuk seperti senter, namun adakalanya alat penerang kuno seperti lampu minyak atau lilin dan jenis perapian lain, hingga kini masih kita butuhkan bilamana sekitar kita dalam keadaan listrik mati. Begitupula di kehidupan kita, yang juga sangat membutuhkan ilmu.
Ilmu ibarat cahaya dalam kehidupan. Dan ilmu takkan pernah basi, takkan pernah tak berguna, takkan pernah sia-sia, hingga masa ke masa.
Seseorang tanpa ilmu bagai tak memiliki cahaya. Mereka hanya kemudian berjalan dalam kegelapan entah kepada siapa dan ke arah mana yang hendak mereka tuju.
Berada dalam kehidupan ini ibarat tinggal di suatu rumah tanpa lampu ketika malam menjelma, sedangkan kita tidak mengetahui apa-apa yang ada di dalam rumah. Kemudian hanya akan dihantui kesunyian, sahut menyahut dengan gulita dan melihat gambar-gambar yang kabur. Mereka barangkali hanya sanggup berjalan tanpa arah dan objek yang dapat mereka maknai.
Bayangkan kita hidup di dunia namun tak mampu melihat apapun, lalu untuk apa kita berjalan? Waktu hanya bisa kita hirup di sela-sela hari yang kosong dan sunyi. Sementara kita hanya tersekap pada ruang yang semakin maya, tanpa sanggup menduga maupun menerka; benarkah kita harus berjalan? Benarkah kita harus berjalan lurus keluar atau membelok? Kemudian ilmu hadir di kehidupan kita laiknya lampu yang dapat menerangi seisi rumah tersebut.
Manusia tak akan mampu membedakan mana kebaikan dan mana keburukan kecuali dengan ilmu.
al-muntakhobat fil mahfudzot
Manusia yang tidak memiliki ilmu hanya akan mengikuti yang ada tanpa tau sebuah kebenaran. Menjalani kehidupan yang benar tidak cukup sekedar menerka-nerka, kabut dan aral melintang meliputi gelapnya kehidupan dan ilmu dapat mempermudah serta menerangi jalannya.
Setiap kehidupan tentu menemui kesulitan. Setiap kesulitan tersedia solusi disisinya, bilamana hati dan pikiran mampu terbuka ketika ilmu menghampirinya.
Seperti cahaya, ilmu menerangi gelapnya persoalan kehidupan dan memberikan kesempatan pada kita untuk melihat dengan jelas setiap persoalan kehidupan. Berbanding terbalik dengan seseorang dengan hati dan pikiran yang tertutup sehingga sulit menerima ilmu. Maka kegelapan, keresahan, kebimbangan, dan kekhawatiran kelak menjadi teman perjalanannya.
Sedikit ilmu yang kita miliki, mampu memberikan solusi dari permasalahan yang kita hadapi.
Berlimpahnya ilmu yang menghampiri, mampu mencegah permasalahan kehidupan mendatang.
Hidup menjadi mudah, bahagia, syukur, dan indah saat cahaya ilmu menyertai kita. Lalu, jika ada yang bertanya, “Seberapa pentingkah ilmu itu?”. Maka jawablah, “Seberapa penting cahaya bagimu di malam yang gelap?”
Editor: Devy Kumalasari